Monolog

hai gersangku,

aku mulai berpikir sebenarnya aku ini gila.

tadi malam aku bermimpi. aku bermimpi bertemu dengan seorang gadis di dalam cermin. 

rasanya aku mengenalinya, aku berpikir itu mungkin bayanganku sendiri, tapi dia berbicara dengan tutur yang berbeda, tersenyum dengan cara yang berbeda. 

aku bilang padanya bahwa aku bosan mengalamatkan surat-suratku kepada rindu. aku tahu rindu takkan sempat membalas kata-kataku. penatku begitu pekat, lambat-lambat melumat setiap kalimat yang kututurkan.

gadis itu berkata mungkin aku sebaiknya melupakan surat-surat itu. bahkan menurutnya aku tak lebih dari sekedar benalu. bisa kau percaya itu?

aku tahu saat itu aku tenggelam dalam pejamku. aku tahu pasti. bodohnya aku, aku terus diam terpaku menatapnya. tinjuku kukepal dengan kencang. nebulaku berputar cepat, seperti berusaha mencari ada apa yang salah dengan surat-suratku.

lalu dengan suara dinginnya, gadis itu kembali berujar.

"kau ini bukan sastrawan, bukan penulis kan? kau itu pelajar sains."

gadis itu tersenyum penuh teka-teki. kemudian seperti ditiup angin, bayangannya memudar sebelum aku sempat mengeluarkan sepatah kata. 


tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. semuanya begitu membingungkan. napasku tersengal. kepalaku sakit. pusing tak pernah terasa begini pening. sambil memegang kepala aku merintih dan kembali merebahkan diri di tempat tidurku. 
lalu aku mulai menyadari.

gadis itu benar.  


aku, benalu yang tak tahu malu.

0 comments:

Post a Comment


up