Kamu

Kamu seperti wangi kertas dalam buku yang baru saja kubeli
Kamu candu yang tak beradu. 
Sisa-sisa pilu yang mengabur seperti hantu.
Kamu kilauan mentari pukul 5 sore
Kamu secarik nama yang terhempas di beningnya pualam
Kamu temaram langit di sore ini.
Kamu adalah langit yang merintihkan pilu-pilu hujan
Sepilu bibir yang tiada henti bergetir
Kamu sebutir kenangan manis di bulan Februari
Berlalu dan mengalun bersama melodi                 
Kamu seperti wangi embun di pagi ini
Bergulir manja di atas daun-daun yang merengkuh
Kamu untaian lagu yang kutuliskan, mengalun pergi tanpa tahu apa arti
Kamu seperti bait-bait yang menggebu. Merayu merdu, melabuh redup, hingga pilu terasa semu

Kamu coklat hangat pengingat rindu yang tersemat.

How you describe this

Rasa ini sesederhana semburat di cakrawala
dan sesederhana desau angin yang menggoda


Serumit gumpalan benang
dan serumit belukar yang mengakar


Semanis bait yang terbingkai
dan sepahit nada-nada prasangka


Semudah gelutan embun yang memanja
dan semudah guratan kulit yang menua


Tapi, hidup tak tercipta
hanya dengan kesederhanaan
kerumitan
kepahitan, kemanisan

serta kemudahan saja, bukan?

up