Endah 'n Rhesa
sky was so blue
wide clouds and windy toowe were hanging out together
looking for a beautiful view
I took a cup of coffee
while you drinking your tea
you staring me and smiled as if there's something wrong in me
then we had a conversation, explanations,
emotions, and all sensations
and you gave me all your attentions to my actions
oh you treat me very special
let the sun and the shines be the one that will convey your heart
oh somehow I knew that your love was true
oh I feel it when I spent my perfect afternoon with you
Dengan segala keakuannya, menarikku dari palung terdalam
Diam-diam menghingar-bingarkan tawa yang sempat bisu
Melarutkan laraku yang tersapu beku
Ya, masih basah memar-memar di kaki, ia menggiringku sekali lagi
Menipu pandangan di balik mata, menyesak jutaan tanda tanya
Menghapus-tuliskan lagi harmoni yang kujejali dengan emosi
Menutur-bahasakan kembali kelumit yang tak kuasa hilang rumit
Ini seperti menulis puisi lagi, dalam bahasa yang baru
Lalu di luar sana, gravitasi melayangkan semburat wajahku
Dan akhirnya,
awan pun tahu aku malu
senja kala itu cerah, langit begitu memerah
harum bunga tersibak di udara
menelisik rongga paru, menggubah gairah peradu
tanah berbayang lekuk-lekuk, gerak meliuk-liuk
seperti wayang, lincah digenggam para dalang
namanya perempuan, tak lagi dalam dekapan
menari di bawah matahari, bercita dengan sanubari
tuturnya lembut, terhirup, menyibakkan awan berkabut
jari-jari langsat yang melukiskan keindahan ragawi
terkembang senyum memikat, menggelitik para malaikat
bermandikan cahaya, indah memesona semesta
sungguh namanya perempuan, penggurat nadi-nadi malu
pura-pura tertawa, tutupi semburat lukanya
semu diciumnya aroma belenggu, masa-masa lalu
tandas pergi, menghilang, lalu kembali lagi
berharap ada bingkai baru, bingkai yang remukkan pelu
lalu,
hingga awan berganti kelabu
perempuan kembali ke cumbu
www.paintingsilove.com
www.etsy.com
menggulung rindu yang nyata akan sebuah raga yang fana
tenggelam dalam pejam, terjaga nafas akan satu paras
Tuhan,
akankah cinta berputar ataukah hanya singgah sebentar?
Flipped. 2010
Kita, sajak-sajak yang terabaikan...
Rasa, diramu waktu
dengan lincahnya ia berlalu
menyelip bersama kelu dan haru
bergelut di antara ribuan kisah kalbu
Waktu
memberikan kita banyak kesempatan indah
memberikan kita banyak kesempatan indah
mendengarkan remah-remah tawa yang renyah
melupakan nada-nada yang resah
dan berjalan di tanah yang basah
hingga akhirnya ia gerah
kesempatan kita habis sudah
"Kelak kau akan berharap orang yang kau sayangi tak pernah ada,
hanya agar kau tak rasakan sakit"
- Muhammad Kemal. Adapted from Batman Begins
beberapa tentang keindahan bumi
beberapa hanya datang dan pergi
beberapa meretas suntuk dengan kopi
beberapa berkelut dengan tugas dan skripsi
beberapa teringat akan sebatang cokelat yang raib lalu merugi
beberapa mengunci diri
beberapa meminta hujan untuk segera lari
beberapa hanya ingin tidur tanpa berbagi
beberapa rindu naik bis sama-sama ke Bali
beberapa sedang berusaha membunuh grogi untuk esok hari
beberapa sedang menahan sakit karena cedera di kaki
beberapa berdoa untuk bangun pagi-pagi
beberapa tersenyum saat melihat senyum orang yang dicintai
beberapa ingin harapan orang lain terpenuhi
beberapa rindu hembusan angin yang berwarna-warni
beberapa membisu saat mencoba untuk tegak berdiri
beberapa berusaha mencintai lagi
beberapa mengubur banyak elegi patah hati
beberapa berharap memiliki apa yang tak dimiliki
beberapa juga berandai untuk memeluk matahari
beberapa sibuk dengan imajinasi
beberapa mungkin tak peduli...
Pada akhirnya,
kita tak tertuang dalam cawan kehidupan yang berbeda
kita terperangkap dalam rupa-rupa
tergenggam oleh satu kuasa yang esa
tersusun dari sejumput unsur yang sama
Kita hanya pemain di ranah yang berbeda
Waktu berjalan begitu manja
Ada kelu untuk disesaki
Tiada akar untuk ditapaki
Saat rasa hanya sanggup membuai relungmu,
Dadamu,
Hati dan sesakmu,
Mungkin kau tiada perlu meragu
Mungkin kau hanya butuh menunggu
Tapi semestinya kau tahu
Waktu takkan membunuh rindu
Takkan melumatkan sumbu cemburu
Karena jika rindu juga tak berbahasa
Angan akan selalu jadi bayangan
Seperti awan yang tak terjamah hujan
Seperti paras yang sudah bosan
Menelisik setiap kehampaan
Lalu membisikkan haru yang tak terungkapkan
Semestinya rindu kau ungkapkan
Karena ia hidup seperti harapan
Dan harapan selalu ingin berjalan
Kecuali saat kau ikhlas 'tuk tinggalkan
sekarang hanya tersisa sendu yang mengabu
Dulu hatiku pernah membiru, selembut beludru
sekarang tiada lagi pelu di peparu
Terusir waktu peluhku pergi, tinggalkanku dalam ruang imaji
Dan saat ia kembali, aku hanya perlu berkata ini mimpi
Kamu candu yang tak beradu.
Sisa-sisa pilu yang mengabur seperti hantu.
Sisa-sisa pilu yang mengabur seperti hantu.
Kamu kilauan mentari pukul 5 sore
Kamu secarik nama yang terhempas di beningnya pualam
Kamu temaram langit di sore ini.
Kamu adalah langit yang merintihkan pilu-pilu hujan
Sepilu bibir yang tiada henti bergetir
Sepilu bibir yang tiada henti bergetir
Kamu sebutir kenangan manis di bulan Februari
Berlalu dan mengalun bersama melodi
Berlalu dan mengalun bersama melodi
Kamu seperti wangi embun di pagi ini
Bergulir manja di atas daun-daun yang merengkuh
Bergulir manja di atas daun-daun yang merengkuh
Kamu untaian lagu yang kutuliskan, mengalun pergi tanpa tahu apa arti
Kamu seperti bait-bait yang menggebu. Merayu merdu, melabuh redup, hingga pilu terasa semu
Kamu coklat hangat pengingat rindu yang tersemat.
dan sesederhana desau angin yang menggoda
Serumit gumpalan benang
dan serumit belukar yang mengakar
Semanis bait yang terbingkai
dan sepahit nada-nada prasangka
Semudah gelutan embun yang memanja
dan semudah guratan kulit yang menua
Tapi, hidup tak tercipta
hanya dengan kesederhanaan
kerumitan
kepahitan, kemanisan
serta kemudahan saja, bukan?
Subscribe to:
Posts (Atom)