#8

My head consumes negligible words that set it spinning over and over again.

Maybe because they're arranged into your name.



#7

"...untuk melangkah di bawah keikhlasan orang lain,
orang yang katanya dipersiapkan oleh Tuhan,
yang disesuaikan dengan saya dengan segala kepantasan."

#6

Mati kau dihantam tanda tanya.
Bicara sekarang,
atau malam keburu tenggelam.

Di Pembaringan Malam Ini

Di pembaringan malam ini, sejenak tubuhku meninggalkan ruang penatnya

Terbangun dengan rasa geli, menyengat di bantal pipi

Rasanya pening. Bising. Pusat inderaku dirotasi lebih jauh sekian derajat dari batas khayal mimpi. Aku meringis, ini bukan pertama kalinya dirimu mampir

Bahkan seisi perutku mencelos, seperti dipenuhi medan listrik yang dengan nakalnya tak henti mengganggu dan menggelitik

Semuanya menyatu menjadi alunan melodi klasik
dalam notasi yang tak mungkin diterjemahkan sang maestro musik

Semuanya manis berbalut warna merah muda. Lembut memanja mata

Semuanya datang. Pergi. Datang. Lalu pergi sesuka hati

Aku tidak mengerti



Bisa tolong berhenti saja bermain-main di pikiranku?

#5

"Dan kita tidak pernah mencoba untuk berimprovisasi. Semuanya sungguh murni. Asli. Terjadi cepat sekali, hanya butuh sedikit sentilan tangan Tuhan."

#4

“Bisa mencintai orang lain itu, tulus. Bisa dicintai orang lain itu, bonus. Bisa mencintai diri sendiri itu, harus.”

- Djenar Maesa Ayu


up