Maybe because they're arranged into your name.
Maybe because they're arranged into your name.
orang yang katanya dipersiapkan oleh Tuhan,
yang disesuaikan dengan saya dengan segala kepantasan."
Bicara sekarang,
atau malam keburu tenggelam.
Di pembaringan malam ini, sejenak tubuhku meninggalkan ruang penatnya
Terbangun dengan rasa geli, menyengat di bantal pipi
Rasanya pening. Bising. Pusat inderaku dirotasi lebih jauh sekian derajat dari batas khayal mimpi. Aku meringis, ini bukan pertama kalinya dirimu mampir
Bahkan seisi perutku mencelos, seperti dipenuhi medan listrik yang dengan nakalnya tak henti mengganggu dan menggelitik
Rasanya pening. Bising. Pusat inderaku dirotasi lebih jauh sekian derajat dari batas khayal mimpi. Aku meringis, ini bukan pertama kalinya dirimu mampir
Bahkan seisi perutku mencelos, seperti dipenuhi medan listrik yang dengan nakalnya tak henti mengganggu dan menggelitik
Semuanya menyatu menjadi alunan melodi klasik
dalam notasi yang tak mungkin diterjemahkan sang maestro musik
dalam notasi yang tak mungkin diterjemahkan sang maestro musik
Semuanya manis berbalut warna merah muda. Lembut memanja mata
Semuanya datang. Pergi. Datang. Lalu pergi sesuka hati
Aku tidak mengerti
Bisa tolong berhenti saja bermain-main di pikiranku?
Semuanya datang. Pergi. Datang. Lalu pergi sesuka hati
Aku tidak mengerti
Bisa tolong berhenti saja bermain-main di pikiranku?
"Dan kita tidak pernah mencoba untuk berimprovisasi. Semuanya sungguh murni. Asli. Terjadi cepat sekali, hanya butuh sedikit sentilan tangan Tuhan."
“Bisa mencintai orang lain itu, tulus. Bisa dicintai orang lain itu, bonus. Bisa mencintai diri sendiri itu, harus.”
- Djenar Maesa Ayu
Subscribe to:
Posts (Atom)