Kontra-posisi

Sebegitukah nyamannya kamu dalam tenangmu?

Di sini, sumbu waktuku tersulut api yang menyala beku.
Diemulsi jutaan partikel omega rasa, siap meledak kapan saja.

Sebegitu merindunya aku, dan ku amati sepi pun turut membisu.

Di tempat dudukmu,
asyik kau hingar dalam bingarmu.

#3

Andai masa lalu bisa dibungkam.
Mungkin aku yang lebih banyak bicara sekarang.

#2

My mind and I. We talk about you everyday.

Rahasia

(Payung Teduh)

Tak ada sore
dan udara menjadi segar
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap

 
Tak ada bintang mati

butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar, hanya remang malam

 
Semua t'lah hilang terserap matahari


Harum mawar memburu bulan
Rahasia tetap diam tak terucap

 
Untuk itu semua, aku mencarimu
Berikan tanganmu, jabat jemariku

 
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu

 
Berikan suaramu, bawa semua bisikanku

memanggil namamu

Atau kau ingin aku berteriak sekencang kencangnya?
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suaraku?



(Covered by Rahne Putri)

Ini rahasiaku:
 
Tak ada gelap, segelap jauh darimu

 
Tak ada terang, yang seterang senyummu

 
Tak ada lagi bintang di mataku

 
Ketika bayanganmu menjauh, membentang
Kau buat rindu dan harapku melayang-layang

 
Kamu pernah menjadi senja, menenggelamkan semua
Kini yang tersisa hanya aroma tawa
Yang tersisa hanya harum air mata

 
Lalu aku mencari suaramu
Kuobrak-abrik namamu
Aku mencari wujudmu
 

Aku mencarimu


aku mencarimu
Stop inspiring me.

#1

Masih hangat dalam harmoni, 
hembusan doa di sela jemari
pada rindu yang tak pernah dengan sengaja 
kita sesaki.

Lebam

Di petak ini rupanya kenangan pernah tumbuh jadi angan

Bertengger ia begitu kuat
pada pikiran yang tak bisa kau petik harapku dari pucuknya

Lantas dengan angkuh kembali juga tubuhnya
mencobai segala tempat yang dia bilang penuh dengan hasrat

Tapi akhirnya jatuh juga ke peranak kata

Pecah sunyi lagi-lagi di ambang pagi. Singkirkan segumpal niat untuk berdamai dengan apa yang kita sebut sebagai ego diri 

Seperti enggan mengurung benci, seperti senang mengikat isyarat hati dalam rantai jeruji

Mungkin benar tak lagi ada rasa yang dulu dengan berbaik hati kita bagi
Mungkin benar kita sekarang hanya seperti memakan remah-remah roti

Sungguh lucu karena kita ingin tetap berlari di saat emosi tidak lagi berbunyi

Ah, biarlah cepat pergi dari sanubari,  
biar yang lebam kita sendiri.

up