Lebam

Di petak ini rupanya kenangan pernah tumbuh jadi angan

Bertengger ia begitu kuat
pada pikiran yang tak bisa kau petik harapku dari pucuknya

Lantas dengan angkuh kembali juga tubuhnya
mencobai segala tempat yang dia bilang penuh dengan hasrat

Tapi akhirnya jatuh juga ke peranak kata

Pecah sunyi lagi-lagi di ambang pagi. Singkirkan segumpal niat untuk berdamai dengan apa yang kita sebut sebagai ego diri 

Seperti enggan mengurung benci, seperti senang mengikat isyarat hati dalam rantai jeruji

Mungkin benar tak lagi ada rasa yang dulu dengan berbaik hati kita bagi
Mungkin benar kita sekarang hanya seperti memakan remah-remah roti

Sungguh lucu karena kita ingin tetap berlari di saat emosi tidak lagi berbunyi

Ah, biarlah cepat pergi dari sanubari,  
biar yang lebam kita sendiri.

0 comments:

Post a Comment


up