Bertengger ia begitu kuat
pada pikiran yang tak bisa kau petik harapku dari pucuknya
Lantas dengan angkuh kembali juga tubuhnya
mencobai segala tempat yang dia bilang penuh dengan hasrat
Tapi akhirnya jatuh juga ke peranak kata
Pecah sunyi lagi-lagi di ambang pagi. Singkirkan segumpal niat untuk berdamai dengan apa yang kita sebut sebagai ego diri
Seperti enggan mengurung benci, seperti senang mengikat isyarat hati dalam rantai jeruji
Mungkin benar tak lagi ada rasa yang dulu dengan berbaik hati kita bagi
Mungkin benar kita sekarang hanya seperti memakan remah-remah roti
Sungguh lucu karena kita ingin tetap berlari di saat emosi tidak lagi berbunyi
Ah, biarlah cepat pergi dari sanubari,
biar yang lebam kita sendiri.
0 comments:
Post a Comment