Dengan segala keakuannya, menarikku dari palung terdalam
Diam-diam menghingar-bingarkan tawa yang sempat bisu
Melarutkan laraku yang tersapu beku
Ya, masih basah memar-memar di kaki, ia menggiringku sekali lagi
Menipu pandangan di balik mata, menyesak jutaan tanda tanya
Menghapus-tuliskan lagi harmoni yang kujejali dengan emosi
Menutur-bahasakan kembali kelumit yang tak kuasa hilang rumit
Ini seperti menulis puisi lagi, dalam bahasa yang baru
Lalu di luar sana, gravitasi melayangkan semburat wajahku
Dan akhirnya,
awan pun tahu aku malu
0 comments:
Post a Comment